Lesten(alabaspos.com), Minggu Siang 17/9/2023 Usai mengunjungi Desa Lesten yang merupakan kampung terpencil dan terisolasi di Kabupaten Gayo Lues ,Hujan membuat sebagian rombongan peserta yang ikut Pj Bupati Gayo Lues meninjau Kampung Lesten saat meninggalkan Kampung Lesten menuju ibu kota kecamatan Pining harus berjuang untuk menaklukkan kondisi jalan yang cukup licin dan berlumpur apalagi jalan tersebut mendaki yang cukup ekstrim,bagi kenderaan yang memiliki gardan double dengan jenis cc mesin yang besar walaupun sulit,namun mampu melintas walaupun terseok Seok ,tidak bagi kendaraan dengan cc rendah walaupun double kabin,terpaksa terduduk harus berjuang hingga tiga jam,namun belum juga mampu lepas dari lokasi yang disebut lintas gajah (Meranti), tidak ada upaya saling bantu walaupun satu rombongan,bagi kenderaan yang sudah lepas walau memiliki slink namun tidak berupaya membantu rekan rombongannya yang lain,
"Itu mobil tadi punya slink dan dapat membantu kenderaan lainnya,tadi sebelum lepas dari lintas yang sulit ini,sudah janji akan membantu kenderaan lainnya,yang tidak mampu mendaki lintasan dengan cara menarik dari atas,namun nyatanya begitu lepas dan naik diatas lalu terbang tanpa peduli dengan rekan rombongan lainnya" omel beberapa peserta rombongan dengan kecewa,
Walaupun alat berat jenis beko ada dilokasi namun tidak dapat berbuat banyak untuk membantu kecuali kalau pemilik kendaraan meminta untuk didorong beko dengan resiko kenderaan lecet,bahkan wartawan media ini yang ikut dalam rombongan sudah empat jam belum juga mampu bergerak dari lokasi termasuk belasan mobil lainnya,sudah empat jam baru ada Tali dibawa petugas PUPR Maksum dengan menyambung beberapa tali yang ditemukan dibeberapa kenderaan,tali inilah digunakan untuk menarik kendaraan dengan Beko,namun saat mobil Petugas PUPR mau ditarik tali putus tidak dapat digunakan lagi.
"Untung masih ada mobil off road yang datang dari arah kampung Lesten yang membantu menarik mobil kami yang terakhir digelapan malam,kalau tidak kami harus bermalam di hutan itu," cerita Maksum.
Memang sebuah pengalaman yang cukup menarik dari peristiwa diatas,selain badan kedinginan akibat hujan yang tidak bersahabat,stok makanan berupa snakck juga habis, wajarlah ketika sampai di Kampung Pining harus mencari kedai atau warung makan untuk mengisi perut yang sudah keroncongan.walaupun malam sudah menunjukkan pukul 21 WIb.