Blangkejeren(alabaspos), Pihak Imigrasi kelas III Takengon hingga hari ini Rabu 9/10/2024 masih menahan dan melakukan pemeriksaan terhadap tiga warga negara Prancis Mustafa,Yusuf dan Bernard.
" Masih dalam pemeriksaan,dalam satu dua hari ini,akan kita realis " ujar Dirga Arbas Kasubsi Intelijen Kantor Imigrasi Takengon kepada alabaspos.com via chat WA nya.
Tanpa memberi penjelasan pelanggaran imigrasi apa yang dilakukan oleh WNA Prancis itu,sehingga pihak Imigrasi Takengon melakukan penangkapan dan membawa ketiganya ke Takengon pada Selasa pagi 8/10/2024 dari salah satu hotel tempat ketiganya menginap di Blangkejeren.
Sebelumnya pihak imigrasi Takengon mengatakan bahwa ketiga warga negara Prancis ini,bukan ditangkap tetapi hanya diundang untuk klarifikasi,tetapi anehnya kalau sekedar klarifikasi apakah tidak bisa dilakukan di Blangkejeren? Atau kalau memang ada pelanggaran imigrasi berat,kenapa tidak di deportasi ? Ini malah dibawa ke Takengon lalu melakukan pemeriksaan dan menahan mereka?ada apa dengan imigrasi Takengon? Apakah hal ini terkait dengan politik ? Dimana WNA Prancis itu akan melakukan kontrak kerja berupa MoU dengan PT.Leuser Patchouli Sinergi dan Koperasi binaan Said Sani yang merupakan calon Bupati Gayo Lues,ini perlu ditanyakan ke pihak Imigrasi,sebab masyarakat petani Nilam di Gayo Lues sudah sangat senang menyambut adanya Buyer dari Prancis yang siap menampung hasil pertaniannya,namun ada upaya penggagalan oleh Imigrasi Takengon,kalau ada indikasi yang ditudingkan se akan akan ikut kampanye,harus dibuktikan dan itu bukan ranah Imigrasi,tetapi ranahnya Panwaslih, Imigrasi Takengon wajib menjelaskan ini,sebab ada aroma politisasi dalam penangkapan Buyer minyak Nilam asal Prancis itu karena calon Bupati Said adalah pembina koperasi minyak Nilam,dan Imigrasi Takengon harus menjelaskan alasan penangkapan warga negara Prancis itu,jika terkait dengan visa turis memang mereka itu turis dan belum melakukan kegiatan bisnis dan masih melakukan penjajakan dan penyesuaian soal harga yang akan mereka terima di negaranya,kalau begini kerjaan imigrasi maka turis maupun investor tak akan berani datang ke Aceh ini,apalagi maen tangkap begitu" ujar Syaparudin Telvi Koordinator LSM FMPK Gayo Lues.