Putri Betung(alabaspos.com) Pada Kamis 21 September 2023, Balai Besar TNGL telah membentuk 5 Kelompok Ramah Harimau (KRH)
yang tersebar di Desa Uning Pune, Meloak Aih Ilang dan Kutelengat Sepakat Kecamatan Putri Betung.
BBTNGL telah mengambil Langkah signifikan dalam Upaya pelestarian harimau sumatera dengan melakukan
pembentukan KRH dengan melibatkan masyarakat sekitar kawasan yang kesehariannya berprofesi sebagai
pemburu.
Sebelumnya, BBTNGL telah melakukan pembentukan 4 KRH, yaitu 2 KRH pada Desa Blang temung Kecamatan Dabun
Gelang dan 2 KRH pada Desa Ekan Kecamatan Pining, sehingga sampai hari ini telah terbentuk 9 KRH tersebar pada
5 Desa se-Kabupaten Gayo Lues dan sudah diterbitkan Surat Keputusan pembentukan kelompok yang
ditandatangi oleh Kepala Desa Setempat.
Kepala SPTN Wilayah III Blangkejeren Ali Sadikin menyebutkan, Pembentukan kelompok ini berpotensi memberikan dampak positif ganda karena melibatkan Kerjasama
antara BBTNGL, pemerintah daerah dan masyarakat sekitar dengan tujuan untuk mencegah dan mengurangi
maraknya aktivitas illegal khususnya perburuan terhadap satwa liar di dalam Kawasan TNGL. Salah satu aspek
penting dalam pembentukan kelompok ini adalah menciptakan peluang ekonomi baru untuk Masyarakat
sekitar. jelasnya
”Dengan inisiatif ini, BBTNGL berusaha mencapai keseimbangan yang baik antara menjaga keanekaragaman
hayati sekaligus meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan keputusan ini adalah komitmen serius dari
kami untuk melindungi spesies yang terancam punah dan menjaga keseimbangan ekosistem hutan hujan
yang berharga” Ujar Ali Sadikin, Kepala SPTN Wilayah III Blangkejeren.
Masing-masing kelompok akan bertanggung jawab dalam pemantauan aktivitas harimau, upaya pencegahan
interaksi negatif antara manusia dengan Harimau sumatera khususnya dan empat satwa kunci TNGL pada
umumnya dengan memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai arti pentingnya TNGL dengan
melestarikan spesies teracam punah salah satunya harimau sumatera.
Pembentukanm kelompok ramah harimau ini merupakah kebijakan baru dalam strategi pencegahan
aktivitas illegal secara terintegrasi berbasis masyarakat di Taman Nasional Gunung Leuser khususnya
perburuan satwa liar di dalam kawasan TNGL dengan pendekatan metode SARA (scaning, Analysis, Response,
and assessment) branding yang digunakan untuk penguatan perlindungan, pengamanan dan pengendalian
dampak kerusakan sumber daya alam hayati dan eksosistemnya yang disebut SPY SERASI. Tutup Ali Sadikin